MEMAHAMI OBJEK FILSAFAT
Oleh: Indah Pertiwi (P.Mat A_14709251002)
(Terinspirasi oleh perkuliahan Filsafat Ilmu Bersama
Prof. Dr. Marsigit,M.A
pada hari Kamis, 9 Oktober 2014)
Filsafat
itu tertuang dalam bentuk pikiran karena filsafat berasal dari dalam diri
manusia. Objek filsafat meliputi yang ada dan yang mungkin ada. Yang ada dan
yang mungkin ada itu mempunyai tak terhingga sifat yang berdimensi. Salah satu
sifat dari sekian banyak sifat adalah tetap dan berubah. Sejak awal manusia
memikirkannya maka manusia itu sudah menemukan, manusia selalu bertanya atas
segala sesuatu yang ada dan yang mungkin ada itu existence tetap atau berubah. Pendapat
mengenai sifat filsafat dikemukakan oleh 2 filsuf yaitu Permenides dan
Heraclitos. Permenides menyatakan yang ada dan yang mungkin ada itu tetap
dikenal dengan Permenidisian. Sedangkan Heraclitos berpendapat lain yaitu yang
ada dan yang mungkin ada itu pasti berubah dikenal dengan Heraclitosian. Manusia
akan melalui lautan kontemporer tersebut tentu dengan adanya perbedaan
pandangan. Seperti halnya dengan aliran filsafat. Ada 2 aliran filsafat yaitu
1. Aliran
Filsafat Idealisme
Sifat
yang paling dekat dengan tetap adalah yang ada di dalam diri manusia yakni yang
dicita2kan yang diidealkan yang dipikirkan sehingga yang tetap ini sejalan
dengan yang ada di dalam pikiran. Jadi sifat tetap ini yang menonjol di dalam
pikiran manusia. Tokoh aliran Filsafat idealisme adalah Plato.
2. Aliran
Filsafat Realisme
Sifat berubah ada
diluar pikiran manusia. Aliran ini dipelopori oleh murid Plato yaitu Aristotheles.
Jika
dilihat dari segi jumlah yang ada dan yang mungkin ada dibagi menjadi :
1. Satu(monisme)
Satu
(monisme) itu relatif tetap yang biasanya menunjuk ke arah spiritual.
Spiritualnya satu adalah Tuhan maka menghasilkan monisme.
2. Dualisme
Dua
menghasilkan dualisme. Sebagai contoh adalah Pancasila. Pancasila itu dualisme
karena Habbluminallah dan habluminnanas.
3. Pluralisme
(banyak)
Kalo
banyak (semakin turun ke bawah) hanya memikirkan dunia sehingga menjadi
pluralisme.
Yang
ada dan yang mungkin ada bersama sifat yang berdimensi tersebut akan terus
mengalir sampai ke ujung pantai yang dinamakan lautan kontemporer. Lautan
kontemporer yang penuh dengan pos-pos modern. Lautan kontemporer adalah
kehidupan. Manusia saat ini hidup di lautan kontemporer dan belajar filsafat
sebagai napak tilas sejarah pemikiran ide atau gagasan oleh para filsuf/pemikir
sehingga saat ini ada yang tetap dan ada yang berubah. Menurut Emanuel kant, kalau
engkau ingin melihat dunia maka tengoklah apa yang ada dipikiranmu. Karena
dunia persis seperti yang engkau pikirkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar